Mengenal Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi yang Membuat Israel Ketakutan

Selasa, 05 Desember 2023 - 11:29 WIB
loading...
Mengenal Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi yang Membuat Israel Ketakutan
Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) secara global membuat Israel ketakutan karena menghantam ekonominya secara signifikan. Foto/Brookings
A A A
JAKARTA - Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi (BDS) selalu menggema di seluruh dunia saban konflik Israel-Palestina pecah. Rezim Zionis ketakutan dengan gerakan BDS karena menghantam ekonominya secara signifikan.

BDS adalah gerakan global yang bertujuan untuk menekan Israel untuk mengakhiri pendudukan dan kolonisasi terhadap tanah Palestina, memberikan kesetaraan hak warga Arab-Palestina di Israel, dan menghormati hak pulang pengungsi Palestina.

Gerakan BDS didirikan pada 2005 oleh sekelompok aktivis Palestina dan internasional. Gerakan ini telah mendapat dukungan dari berbagai kalangan, termasuk serikat buruh, organisasi mahasiswa, dan kelompok agama.



Gerakan BDS telah memiliki beberapa dampak bagi Israel.

Pertama, gerakan ini telah meningkatkan kesadaran masyarakat internasional tentang pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan Israel di Palestina.

Kedua, gerakan ini telah menekan perusahaan-perusahaan internasional untuk menarik investasinya dari Israel.

Ketiga, gerakan ini telah mendorong pemerintah-pemerintah di dunia untuk menerapkan sanksi terhadap Israel.

Lantaran jadi target, rezim Zionis dan pendukungnya menuduh gerakan BDS sebagai gerakan anti-Israel yang bertujuan untuk menghancurkan negara Yahudi tersebut.

Ketakutan dengan gerakan ini, pemerintah Israel telah mengambil langkah-langkah untuk melawannya, termasuk melarang demonstrasi BDS di Israel dan membatasi kegiatan organisasi-organisasi BDS.

Meskipun menghadapi tantangan dari pemerintah Israel, gerakan BDS tetap menjadi gerakan yang kuat. Gerakan ini terus berupaya untuk menekan Israel untuk mengakhiri pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukannya di Palestina.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0907 seconds (0.1#10.140)